RSS

Halaman

TOXOPLASMA GONDII__Parasit Penyebab Toxoplasmosis


1.      Penyebaran penyakit/Distribusi geografis :
Parasit ini ditemukan kosmopolit pada manusia dan binatang.
2.      Habitat :
Daerah dengan iklim panas dan lembab.
3.      Morfologi dan daur hidup :
Morfologi : Morfologi Toxoplasma gondii berdasarkan pada tempat hidupnya terdiri dari bentuk ekstraseluler seperti bulan sabit dan intraseluler yang bulat dan ini sulit dibedakan dengan bentuk Leishmania. Bentuk trofozoit seperti bulan sabit, kadang – kadang oval, panjang 4-8µ, ujung yang satu lebih tumpul dibandingkan dengan yang lain. Satu inti dengan letak kariosom eksentrik di bagian yang tumpul, mungkin mempunyai satu stadium dengan satu flagel. Bentuk kista mengandung beberapa organism, kista besar berukuran 200µ dan berisi kira – kira 3000 organisme. Kista yang di temukan di otak berbentuk lonjong atau bulat dan di oto mengikuti bentuk otot.
Daur Hidup : Toxoplasma gondii adalah spesies dari coccidian yang mirip dengan Isospora. Dalam sel epitel usus halus kucing berlangsung daur aseksual (skizogoni) dan daur seksual (gametogomi, sporogoni) yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja. Ookista bentuknya lojong dengan ukuran 12,5 mikron menghasilkan 2 sporokista yang masing – masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok trofozoit yang membelah secara aktif  dan disebut takizoit (tachyzoit = bentuk yang membelah cepat). Kecepatan takizoit Toxoplasma membelah berkurang secara berangsur dan terbentuklah kista yang mengandung bradizoit (bentuk yang membelah perlahan); masa ini adalah masa infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi laten. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual, tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista jaringan.
Bila kucing sebagai hospes definitive makan hospes perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus halusnya. Bila hospes perantara mengandung jaringan Toxoplasma, maka masa prapaten (sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 hari, sedangkan bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prapaten biasanya 5-10 hari. Bila ookista langsung tertelan kucing, maka masa prapaten adalah 20-24 hari. Kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista jaringan daripada oleh ookista.
Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan trofozoit dan kista jaringan. Pada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti. Takizoit pada manusia adalah parasit obligat intraselular.
Takizoit bekembangbiak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan takizoit, maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel –sel di sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. Kista jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Kista jaringan dapat ditemukan di dalam hospes seumur hidup terutama di otak, otot jantung dan otot bergaris.
  1. Mekanisme transmisi :
a.       Pada Toksoplasmosis congenital transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi in utero melalui plasenta, bia ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil.
b.      Pada toksoplasmosi akuisita infeksi dapat terjadi, bila makan daging mentah atau kurang matang (misalnya sate), kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit  Toxoplasma. Pada orang yang tidak makan dagingpun dapat terjadi infeksi bila ookista yng dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan.
c.       Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium pada orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang di infeksi Toxoplasma gondii, melalui jarum suntik dan alat laboratorium lain yang terkontaminasi dengan Toxoplasma gondii. Ibu hamil tidak dianjurkan bekerja dengan Toxoplasma gondii yang hidup. Infeksi dengan Toxoplasma gondii juga pernah terjadi waktu mengerjakan autopsi.
d.      Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita toksoplasmosis laten.
e.       Transfusi darah lengkap juga dapat menyebabkan infeksi.

5.      Hospes dan nama penyakit :
Hospes : Hospes definitif T.gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Hospes perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya dan burung.
Penyakit : Parasit ini menyebabkan toksoplasmosis congenital dan toxoplasmosis akuisita.

  1. Patofisiologi dan gejala klinis :
            Setelah invasi yang biasanya terjadi di usus, maka parasit memasuki sel berinti atau difaositosis. Sebagian parasit mati setelah difagositosis, sebagian lain berkembang biak dalam sel, menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel-sel lain. Dengan adanya parasit di dalam makrofag dan limfosit, maka penyebaran secara hematogen dan limfogen ke seluruh tubuh mudah terjadi. Parasitemia berlangsung selama beberapa minggu.
            T.gondii dapat menyerang semua organ dan jaringan tubuh hospes, kecuali sel darah merah (tidak berinti).
            Kista jaringan dibentuk bila sudah ada kekebalan dan dapat ditemukan di berbagai alat dan jaringan , mungkin untuk seumur hidup. Kerusakan yang terjadipada jaringan tubuh, tergantung pada :
1)      Umur, pada bayi kerusakan lebih berat daripada orang dewasa,
2)      Virulensi strain Toxoplasma,
3)      Jumlah parasit, dan
4)      Organ yang diserang.
Lesi pada susunan saraf pusat (SSP) dan mata biasanya lebih berat dan permanen, karena jaringan ini tidak mempunyai kemampuan untuk beregenerasi. Kelainan pada SSP berupa nekrosis yang disertai dengan kalsifikasi. Penyumbatan akuaduktus Sylvii karena ependimitis mengakibatkan hidrosefalus pada bayi.
Pada infeksi akut di retina ditemukan reksi peradangn fokal dengan edema dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan pada proses penyembuhan terjadi luka parut (sikatriks) dengan atrofi retina dan koroid disertai pigmentasi. Di otot jantung dan otot bergaris dapat ditemukan Toxoplasma gondii tanpa adanya peradangan, dan di organ tubuh lainnya (limpa dan hati) parasit lebih jarang ditemukan. Gejala klinis dapat dikelompokkan atas toksoplasmosis congenital dan toksoplasmosis akuisita (dapatan).
1.      Toksoplasmosis konginetal gambaran klinisnya bermacam – macam dan biasanya menunjukkan gejala yang sangat berat dan menimbulkan kematian pada penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting dan pada system saraf penderita. Akibat kerusakan pada berbagai organ , kelainan yang terjadi bermacam – macam jenisnya. Beratnya infeksi bergantung pada usia janin saat terjadi infeksi; makin muda usia janin saat infeksi makin berat kerusakn pada organ tubuh, begitu pula sebaliknya. Ada yang tampaknya normal pada waktu kelahiran dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Kelainan pada bayi dan anak – anak yang mendapatkan infeksi dari ibu yang hamil pada trimester akhir akan mengalami ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral, dan karioretinitis. Kelainan pada system limfatik akan menimbulkan demam disertai limfadenitis.
2.      Toksoplasmosis akuisita (dapatan), gejalanya yang dijumpoai pada orang dewasa maupun anak – anak umumnya ringan, meskipun berbagai cacat yang tidak dapat disembuhkan dapat pula terjadi. Infeksi pada orang tua biasanya sulit diketahui karena jarang menampakkan gejala (asimtomatik). Apabila seorang ibu hamil mendapat infeksi primer, ia dapat melahirkan anak dengan toksoplasma congenital.

  1. Diagnosis dan Terapi :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1.      Gejala klinis yang ada.
2.      Pemeriksaan serologi (pemeriksaan yang paling memegang peranan), seperti uji fiksasi komplemen, uji netralisasi antibody, uji kulit toksoplasmin, uji warna biru metilen, hemaglutinasi tak-langsung (IHA dan ELISA).
3.      Biopsi system retikuloendotelial.
4.      Aspirasi ventrikulus kordis.
5.      Inokulasi pada cairan intraperitonium tikus/marmut :
ü  Darah atau cairan spinal disuntikkan secara intraperitonium ke dalam tikus putih/marmut.
ü  Tikus putih akan mati dalam waktu 3 minggu dan marmot akan mati dalam waktu 1 minggu.
ü  Toksoplasma akan ditemukan di dalam otak binatang percobaan tersebut.
ü  Dari otak binatang tersebut (yang telah mati) dibuat impression smear, yang selanjutnya stelah difiksasi dan diwarnai dengan giemsa.
ü  Diperiksa di bawah mikroskop.

  1. Usaha – usaha pencegahan :
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memasak makanan dan minuman dengan benar, hewan peliharaan yang sakit segera diobati, sumber penularnya harus di berantas, supaya kebersihan pribadi dan lingkungan tetap ditingkatkan.

  1. Pengobatan :
Pengobatan dengan menggunakan kombinasi pirimetamin dan sulfadiasin umumnya efektif untuk mengobati toxoplasmosis, dan pada orang dewasa digunakan kombinasi pirimetamin 50mg per oral dilanjutkan 6 jam kemudian dengan dosis 25mg/hari selama 14 hari, dan sulfadiasin dengan dosis awal 2g, kemudian 4x1 g/hari selama 14 hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar