RSS

Halaman

Observasi Kemarin

Hari itu adalah hari Sabtu pagi, tepatnya tanggal 17 Desember 2011. Pengalaman pertama bagiku menjadi salah satu anggota mahasiswa yang tercatat sebagai survier bagi penderita HIV/AIDS. Memang sanagat istimewa rasanya menjadi salah satu mahasiswi pilihan yang menjadi survier yang bergerak di bidang epidemiologi tersebut, tapi bagiku ini adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Awalnya aku ikut karena aku iseng dan ingin tahu. Seorang temanku bernama Khirnik mengajakku untuk berpartisipasi dalam program yang diadakan oleh dosen bidang epidemiologi tersebut, memang ragu awalnya tapi setelah mulai diadakan pertemuan dan rapat antar survier lainnya, maka rasa keingintahuanku menjadi sangat menggebu-gebu...

Target survei kami adalah terminal Tawang Alun Jember, Jawa Timur. Sasaran kami saat itu adalah remaja jalanan yang berusia 15 - 24 tahun. Kelihatannya mudah, apa susahnya sih??? wawancara pada remaja yang masih dibilang sebaya dengan kita, jadi pasti lebih mudah berinteraksi. Tapi tidak semudah itu, kenyataan di lapangan sangatlah berbeda karena karakter masyarakat sebagai sasaran survei kami sangat bertolak belakang, bukan masalah penampilan tapi hal yang paling mencolok adalah perilaku.

Pengalaman pertama kami datang ke terminal tersebut aman-aman saja, namun karena di dalam terminal sudah diterapkan prosedur dan peraturan yang telah lama diberlakukan demi ketertiban terminal. Alhasil kami pun sulit menemukan paea anak jalanan yang masuk ke dalam terminal, hanya anak-anak sekolah yang membolos pada saat itu, ketika kami tanyakan pada mereka, beberapa diantara mereka memang mengaku belum pernah melakukan hubungan seksual namun ada beberapa diantara mereka yang pernah mengalami PMS (Penyakit Menular Seksual) salah satunya adalah sipilis dan kencing nanah. Sangat mengejutkan, tapi itu adalah kenyataan, kita tidak dapat menantang realita bahwa dewasa ini kasus gangguan fisologi yang berhubungan dengan masalah seksual sudah sangat marak di kalangan pelajar, tidak terkecuali remaja dibawah 15 tahun.

Kembali pada masalah target suvei kami, kaetika kami sudah mulai agak bimbang dengan posisi di dalam terminal, kami pun akhirnya mencoba untuk mencari sasaran di lingkungan luar terminal, tepatnya diantara markas sopir travel dan sopir angkot. Sekilas mereka terlihat ramah dan sangat terbuka dengan kami, namun apa yang ada didalamnya setelah kami masuk kedalam markas mereka.
Awalnya rombongan teman kami memperkenalkan diri pada kerumunan sopir tersebut, mereka sangat sopan dan welcome dengan perlakuan kami sehingga mereka berusaha untuk menhilangkan rasa sungkan, namun lama-kelamaan salah satu sopir bertindak yang kurang ajar pada salah satu teman kami, teman kami masih berpikir bahwa itu hanya tindakan seorang laki-laki yang memang memiliki sikap patriarkisme pada wanita, namun ternyata perlakuan mereka berlanjut dengan tindakan pelecehan seksual. Salah satu dari mereka yang terlihat lebih tua justru sempat mengatakan "Apa kalian masih perawan?"
Masya Allah! kata-kata yang sangat tidak pantas diucapkan oleh seseorang yang baru saja saling kenal. Beberapa diantara mereka bahkan membuka kantung bajunya yang berisi uang yang ditata setebak mungkin dan sempat dipamerkan dengan menunjukkan maksud bahwa mereka sebenarnya mampu membeli mahasiswi seperti kami. 
Mengingat tugas observasi ini adalah amanah dari fakultas, maka kami pun berusaha untuk bertahan, bahkan ketika kami akan pulang dan pergi dari terminal kami justru diikuti. Sangat menakutkan!
Observasi yang sangat beresiko, namun karena pengabdian kami terhadap fakultas kami membuat kami tidak berani berbicara apapun dan menganggapnya sebagai angin lalu.
Semoga adik-adik kami pada saat meneruskan observasi kami, mereka tidak mengalami apa yang kami alami...
amin....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar