PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK
1. Pengertian Pengelolaan Sampah Plastik
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemprosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Sampah adalah setiap bahan/ material yang untuk sementara tidak dapat dipergunakan lagi dan harus dibuang atau dimusnahkan (Dainur, 1995). Sampah terdiri atas beraneka ragam antara lain terdapat sampah plastik yang merupakan jenis sampah padat yang dapat dihasilkan dari rumah tangga maupun buangan dari pasar dan tempat-tempat umum. Sampah plastik ini juga termasuk dalam golongan sampah basah juga sampah anorganik. Sedangkan istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Terbentuk dari kondensasiorganik atau penambahan polimer (Anonim;wikipedia, 2009).
Sampah plastik atau benda-benda yang mengandung plastik (tas kresek, kantong plastik, bungkus permen, kemasan styrofoam atau gabus) jika dibuang begitu saja kedalam tanah, baru akan hancur dalam waktu sekitar 200 hingga 400 tahun. Membakar sampah plastik akan dapat menambahkan racun yang sangat berbahaya pada udara yang setiap saat dapat terhirup karena asap hasil pembakaran tersebut mengandung racun kimia. Sisa makanan yang terbungkus rapat dalam kemasan plastik, setelah 10 tahun berada didalam timbunan sampah, jika pembungkusnya dibuka kembali, maka bentuknya masih tetap sama karena plastik pembungkusnya menghambat proses pembusukan yang seharusnya terjadi (Anonim, 2009).
2. Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.
Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.
Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham.
Tahun 1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin berkurang.
Inovasi penting lainnya dalam plastik yaitu penemuan polyvinyl chloride (PVC) atau vinyl. Ketika mencoba untuk melekatkan karet dan metal, Waldo Semon, seorang ahli kimia di perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC. Semon juga menemukan bahwa PVC ini adalah suatu bahan yang murah, tahan lama, tahan api dan mudah dibentuk.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu polyvinylidene chloride atau populer dengan sebutan saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran sendiri.
Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory menemukan polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar.
Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik ini menjadi semakin populer. Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.
Kemudian pada tahun 1938 seorang ahli kimia bernama Roy Plunkett menemukan teflon. Sekarang teflon banyak digunakan untuk melapisi peralatan memasak sebagai bahan antilengket.
Selanjutnya, seorang insinyur Swiss bernama George de Maestral sangat terkesan dengan suatu jenis tumbuhan yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan dirinya. Lalu pada tahun 1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk membuat Velcro atau perekat dari bahan nylon.
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat ditemui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi.Oleh karena itu dapat dipastikan sebagian besar masyarakat pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. (Anonim, 2008).
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu : plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang termasuk plastik thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC, dll. Sedangkan Plastik thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastik thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF (Urea Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi dll (Mujiarto, 2005). Jenis Plastik dan karakteristiknya, yaitu :
1. PP (POLY – PROPYLENE)
Karakteristik: Bening, aman bersentuhan langsung dengan makanan (Food Grade), lebih mudah sobek dibanding PE.
Contoh: Kantong kerupuk, Kantong garam, Laundry baju, Roti manis.
- LLDPE (LINEAR LOW–DENSITY POLY–ETHYLENE)
Karakteristik: Buram, lemas, ulet, tidak mudah sobek, aman bersentuhan langsung dengan makanan.
Contoh: Kantong gula cetak, Pelapis dalam dus.
- LDPE (LOW-DENSITY POLY-ETHYLENE)
Karakteristik: Lemas, mengkilap, lebih jernih dari LLDPE, titik leleh lebih rendah, aman bersentuhan dengan makanan.
4. HDPE (HIGH-DENSITY POLY-ETHYLENE)
Karakteristik: Bunyi kresek – kresek, lebih kaku.
Contoh: Tas plastik (kresek), Kantong Buah, Untuk kuah sayur / kuah bakso.
(Manihuruk, 2008).
- DOUBLE LAYERS
Double layers adalah Plastik yang 1 (satu) lembar terdiri dari 2 (dua) lapis (Lapis luar dan dalam berbeda)
Contoh plastik beda bahan :LDPE & HDPE (Satu lembar plastik tetapi terdiri dari dua lapis)
Contoh plastik beda warna :Biru & Silver (Satu lembar plastik tetapi terdiri dari dua warna).
- ANTISTATIK
Antistatik adalah plastik yang berguna untuk melindungi barang elektronik yang ditimbulkan oleh static dan juga untuk barang yang mau free low (barang yang dimasukan kedalam plastik, lalu dikeluarkan, maka barang tersebut tidak akan menempel di plastik)
- Bahan Antistatik
Umumnya antistatic mengandung surface resistivity 10² - 1011 ohm.
Jenis – jenis antistatik berdasarkan sifatnya :
· Slow : Antistatik jenis ini sifat antistatiknya baru keluar setelah satu minggu dan sifat tersebut lama hilangnya, jika penyimpanan baik.
· Fast : Antistatik jenis ini sifat antistatiknya keluar sekitar 10 jam dan sifat tersebut dapat hilang dengan cepat.
· Intermediet : Antistatik ini sifat antistatiknya keluar setelah 2 – 3 hari
Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastic juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga, antara lain:
- Plastik sangat sulit hancur secara alami dan juga sulit didaur ulang.
- Plastik dibuat dengan menggunakan minyak bumi. Pada akhirnya minyak yang terpakai terbuang sia-sia karena kantong-kantong plastik itu hanya dipakai sekali-dua kali lalu menggunung di tempat penampungan sampah, dan mencemari lingkungan.
- Membakar sampah plastik menyebabkan zat-zat beracun dari sampah terlepas ke udara. Polusi udara seperti ini punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu kanker.
- Plastik tersusun dari polimer. Dalam proses pembuatannya, ikut dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastic bertekstur licin, lentur dan gampang dibentuk. Tetapi bila plastik dipakai untuk bungkus makanan, plasticizers bisa mengkontaminasi makanan. Apalagi jika makanan yang dibungkus masih panas, plasticizers dan monomer-monomernya makin cepat keluar dan pindah ke makanan lalu masuk dalam tubuh.
- Kantong plastik kresek mengandung zat karsinogen berbahaya karena berasal dari proses daur ulang yang diragukan kebersihannya. Zat pewarnanya juga bisa meresap ke dalam makanan yang dibungkusnya dan menjadi racun. (Manihuruk, 2008).
Upaya untuk mengurangi dampak dari timbulan sampah plastik dapat dilakukan upaya sebagai berikut:
1. Upaya Pengolahan Sampah Plastik
Pengolahan sampah dengan maksud pemakaian kembali (daur ulang) dari sampah-sampah yang masih dapat dipakai. Misalnya kaleng, kaca, plastik, dan lain sebagainya. Cara ini berbahaya untuk kesehatan, jika tidak mengindahkan segi kebersihan dari barang-barang yang didaur ulang (Sudarmadji, 2004). Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.
Umumnya, setiap wadah plastik dicantumi tanda atau kode angka yang menandakan bahan pembuatan kemasan plastik. Kode angka berada di dalam logo daur ulang berbentuk segitiga dan bisa Anda temui di dasar atau bagian bawahkemasan.
Kode-kode itu dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standarization). Tujuannya, untuk memudahkan konsumen mengenali bahaya dan keamanan wadah yang terbuat dari plastik. Makna dari kode-kode tersebut adalah :
· Angka 1
Tanda ini biasanya disertai tulisan PET (polyethylene terephthalate). Plastik jenis ini berwarna jernih atau transparan dan banyak dipakai untuk botol air mineral, jus, dan hampir semua botol minuman ringan lain. Yang perlu diperhatikan adalah botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Mengapa? Pertama, desain leher sempit pada botol membuatnya sulit dibersihkan. Lama kelamaan bakteri dari tangan dan mulut dapat tumbuh di botol. Kedua, bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (yang dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
· Angka2
Umumnya, kode ini disertai tulisan HDPE (high density polyethylene). Jenis plastik ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Biasa dipakai untuk botol kemasan susu berwarna putih, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena kandungan plastiknya mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan atau minuman yang dikemasnya. Meski begitu, sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian saja. Pasalnya, untuk membuat PET dan HDPE digunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa kimia itu mudah masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Kontaminasi senyawa dalam periode lama akan menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi perempuan, senyawa ini bisa meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran.
Umumnya, kode ini disertai tulisan HDPE (high density polyethylene). Jenis plastik ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Biasa dipakai untuk botol kemasan susu berwarna putih, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena kandungan plastiknya mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan atau minuman yang dikemasnya. Meski begitu, sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian saja. Pasalnya, untuk membuat PET dan HDPE digunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa kimia itu mudah masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Kontaminasi senyawa dalam periode lama akan menyebabkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi perempuan, senyawa ini bisa meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran.
· Angka 3
Inilah jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Pada kemasan yang mengandung plastik jenis ini biasanya tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya serta tulisan V yang berarti PVC (polyvinyl chloride). Plastik ini bisa ditemukan pada pembungkus (wrap) dan beberapa botol minuman kemasan. Jenis ini berbahaya untuk kesehatan karena mengandung DEHA (Di-2-etil-heksiladipat) yang dapat bereaksi dengan makanan saat bersentuhan langsung. DEHA bisa lumer pada suhu 15 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas plastik ini berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan. Sebisa mungkin hindari pemakaian jenis plastik ini. Cari alternatif pembungkus lain saja seperti plastik dari polyethylene atau bahan alami, misalnya daun pisang atau daun jati.
· Angka 4
Biasanya ditulis bersama kode LDPE (low density polyethylene). Karakter plastik ini kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dengan permukaan agak berlemak. Terbuat dari minyak bumi dan biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Pada suhu di bawah 60 derajat Celsius, plastik ini sangat resisten terhadap senyawa kimia. Daya proteksinya terhadap uap air tergolong baik. Namun, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan ini baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemasnya.
· Angka 5
Tulisann PP (polypropylene) biasanya hadir bersama angka ini. Karakteristik plastik ini lebih kuat, transparan yang tidak jernih atau berawan, ringan dengan daya tembus uap yang rendah, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. PP adalah jenis bahan plastik terbaik dan aman, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol susu untuk bayi serta wadah plastik yang bisa dipanaskan dalam microwave. Carilah wadah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
· Angka 6
Terbuat dari bahan plastik jenis PS (polystyrene). PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ketika makanan itu bersentuhan dengan wadah. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada perempuan yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan plastik ini sulit didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
· Angka 7
Biasanya disertai tulisan OTHER. Jenis plastik ini terbagi 4 yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), dan Nylon. OTHER dapat ditemukan pada botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik, dan plastik kemasan, botol susu bayi, gelas Balita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan, termasuk kaleng susu formula.
Sebenarnya PC tidak dianjurkan sebagai wadah karena dapat mengeluarkan bahan utamanya, Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman. Efeknya, bisa merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Sedangkan SAN dan ABS baik digunakan sebagai kemasan karena memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk miksaer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sementara ABS digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Sebenarnya PC tidak dianjurkan sebagai wadah karena dapat mengeluarkan bahan utamanya, Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman. Efeknya, bisa merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Sedangkan SAN dan ABS baik digunakan sebagai kemasan karena memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk miksaer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sementara ABS digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
2. Upaya Pengelolaan Sampah Plastik
Pengelolaan pada sampah plastik merupakan keseluruhan proses yang dilakukan terhadap timbulan sampah plastik dengan mengkaji kembali aspek kemanfaatan dari sampah plastik tersebut sampai pada akhirnya benar-benar menjadi sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi.
· Pengumpulan Sampah Plastik
Pengumpulan sampah plastik dilakukan dengan melibatkan beberapa lembaga informal yaitu pemulung, lapak, dan bandar. Pelaku daur ulang sampah plastik biasanya mengumpulkan sampah plastik untuk selanjutnya diperjualbelikan hingga berakhir pada industri daur ulang sampah plastik. Pemulung biasanya mengambil sampah plastik dari tempat sampah, TPS, Depo maupun langsung di TPA. Para pemulung biasanya mengambil jenis sampah kering yang masih dapat dijual lagi seperti kardus, kertas, kaleng, botol kaca, dan lainnya. Selain pemulung, untuk mengumpulkan sampah pemerintah kota telah menyediakan gerobak sampah. Gerobak sampah ini digunakan untuk mengambil sampah di berbagai tempat.
· Pemilahan Sampah Plastik
Pemilahan sampah plastik yang dilakukan saat ini masih dilakukan oleh pelaku daur ulang yang pertama yaitu pemulung/perangkas. Pemulung/perangkas biasanya mulai memilah sampah menurut jenisnya langsung di tempat sampah atau di TPS. Salah satu hal yang menyulitkan pelaku daur ulang sampah adalah masih tercampurnya berbagai jenis sampah sehingga tidak jarang terjadi kontaminasi terhadap sampah plastik. Hal inilah yang menyebabkan adanya aktivitas tambahan di tingkat lapak maupun bandar dalam melakukan daur ulang terhadap sampah plastik. Aktivitas tambahan ini berupa aktivitas pencucian sampah plastik dari bahan/kotoran yang melekat pada plastik. Kotoran ini apabila tidak dibersihkan akan menyebabkan kontaminasi dalam proses daur ulang plastik, yang pada akhirnya menyebabkan kualitas plastik daur ulang menjadi rendah, dan bahkan tidak jarang pula sampah plastik menjadi tidak dapat diaur ulang. Dalam upayanya memisahkan jenis sampah antara sampah basah dan sampah kering, pemerintah telah memasang di banyak tempat, terutama di pinggir jalan, tempat sampah yang langsung membagi menjadi dua (2) jenis sampah (sampah basah dan kering). Tetapi hal ini belum menampakkan hasil yang cukup signifikan karena pada kenyataannya ketika sudah sampai pada TPS maupun TPA sampahsampah ini masih tetap tercampur.
· Kompaksi
Aktivitas selanjutnya setelah dipilah berdasarkan jenisnya adalah aktivitas kompaksi. Proses yang dilakukan disini adalah memipihkan botol-botol plastik menjadi tipis. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengijaknya. Tetapi cara ini hanya dilakukan untuk jenis plastik seperti botol plastik bekas air mineral (jenis LDPE) dan plastik gelas. Untuk jenis plastik bak dan plastik atom proses kompaksi agak sulit dilakukan karena plastic jenis ini cenderung lebih keras dan lebih tebal dibandingkan jenis plastik botol dan plastic gelas maupun plastik jenis lainnya.
· Prefabrikasi
Tahap selanjutnya yang dilakukan terhadap sampah plastik adalah proses pre-fabrikasi. Sebelum masuk ke proses inti yaitu mendaur ulang sampah plastik menjadi produk plastic daur ulang, sampah plastik yang telah dipipihkan akan dirajang atau dipotong-potong menjadi serpihan kecil. Sebelum dirajang, plastik yang telah pipih dicuci terlebih dahulu supaya bahan-bahan yang dapat mengkontaminasi proses selanjutnya dihilangkan. Bahan yang mengkontaminasi itu bisa berupa label merek, yang terbuat dari kertas atau metal. Setelah dibersihkan plastik dirajang. Pada tingkat bandar maupun supplier, aktivitas daur ulang yang dilakukan hanya sampai prefabrikasi saja. Hal ini disebabkan karena keterbatasan modal untuk membeli teknologi peletisasi. Beberapa bandar telah memiliki mesin perajang plastik.
· Fabrikasi
Aktivitas akhir yang dilakukan adalah fabrikasi, yaitu proses mengubah sampah plastik menjadi bijih plastik recycle, dengan menggunakan metode melting dan peletisasi. Aktivitas fabrikasi biasanya dilakukan pada tingkat industri recycle, karena teknologi yang digunakan membutuhkan modal yang cukup besar. Pada aktivitas fabrikasi terdiri dari tahap pemilahan tahap kedua, yaitu membedakan sampah plastik berdasarkan tipe plastik. Pemilahan kedua ini dilakukan karena setiap tipe plastik memiliki titik leleh sendiri-sendiri, sehingga tidak dapat diperlakukan sama. Metode yang digunakan disini adalah dengan memasukkan serpihan sampah plastik ke dalam cairan seperti air, minyak tanah, maupun minyak goreng. Perbedaan masssa jenis dari masing-masing tipe plastik akan menyebabkan serpihan plastik tenggelam dan terapung. Serpihan plastik yang terapung dipisahkan dengan yang tenggelam. Setelah dipisahkan, serpihan plastik dilelehkan (melting) dengan menggunakan temperatur yang disesuaikan dengan tipe plastik. Pada proses ini akan dihasilkan strand (lelehan plastik yang masih panjang seperti mie). Kemudian masuk pada bagian penyaringan (filtering) untuk memisahkan antara strand dengan bahan kontaminasi yang tidak tersaring saat inspeksi (pemilahan tahap I). Strand selanjutnya masuk ke dalam mesin peletisasi, sehingga dihasilkan bijih plastik recycle.
Bioplastik sebagai plastik organik
Contoh Plastik Organik
Bioplastik adalah senyawa biopolimer yang dapat mengalami penguraiansecara alamiah dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalamihidrolisis dalam larutan berair. Penggunaan bioplastik adalah untuk plastikpembungkus, tas, kontainer, benang jahit untuk operasi, memperbaiki retakan tulang pada manusia, bahan campuran untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat operasi/kecelakaan, matriks untuk pembawa obat lepas terkendali,pembuatan herbisida, insektisida, hormon mengatur tumbuh tanaman, sumberenergi kiral untuk produksi antibiotika tertentu. Bioplastik dinilai relatif mahal karena menggunakan bahan glukosa yang dihasilkan dari proses yang juga memerlukan biaya yang mahal. Tetapi Pati atau limbah pati mampu menghasilk an bioplastik yang aman bagi lingkungan dengan harga yang lebih murah dibanding menggunakan bahan glukosa.
Bioplastik ini salah satu cara kendali untuk mengurangi penggunaan plastik biasa yang dihasilkan dari BBM. Penggunaan plastik biasa yang dihasilkandari BBM ini dapat meracuni tubuh karena mengandung bahan-bahan karsinogen.Selain itu jumlah BBM sudah terbatas dan lebih diprioritaskan dalam bidang energi karena sumbernya semakin turun. Di sisi lain, kegiatan masyarakat tidakt erlepas dari penggunaan plastik sedangkan limbah yang dihasilkan tidak mampudiuraikan oleh bakteri hingga bertahun-tahun lamanya. Akhirnya limbah-limbah tersebut menumpuk sedangkan penggunaan plastik makin meningkat. Sementara plastik yang didaur ulang hanya 10% dari limbah yang ada. Sisanya masih berada di lingkungan manusia, dan menimbulkan pencemaran.
Bioplastik yang menggunakan limbah pati yang berasal dari ketela diproses oleh bakteri tertentu sehingga menghasilkan polimer yang disimpandalam tubuhnya. Melalui proses dengan kondisi tertentu, akan dihasilkanmikroorganisme yang mampu menghasilkan polimer sebanyak-banyaknya.Mikroorganisme tersebut kemudian dipisahkan selnya, untuk menghasilkan polimer (bahan plastik). Limbah bioplastik ini bersifat renewable dan juga mampu diurai lingkungan dalam waktu hanya 6 bulan. Bioplastik juga lebih lentur daripada plastik biasa.
Pengembangan bioplastik di negara-negara berkembang, termasukIndonesia masih tertinggal dibanding negara-negara Eropa danAmerika Serikat.'Di negara-negara maju,kesadaran bahaya limbah plastik yang berasal dari BBM sudah tinggi sehingga kebutuhan bioplastik cukup tinggi. Selain bisa digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, juga bisa digunakan untuk kedokteranseperti alat transplantasi, karena aman dalam tubuh.
Berdasarkan proses pembuatannya, plastik yang mudah terurai dibedakan atas 3 tipe yaitu:
1. Plastik yang dihasilkan dari suatu bahan akibat kerja dari suatu jenis mikroorganisme (prekusor)
2. Plastik yang dibuat berdasarkan hasil rekayasa kimia dari bahan polimer alami seperti serat selulosa dan bahan berpati (amylase) dan
3. Plastik dengan bahan baku polimer sinetik sebagai hasil dan sintesa minyak bumi seperti poliester copolimer.
Prinsip pengelolaan sampah plastik pada dasarnya seperti pada pengelolaan sampah umumnya (SNI 19-2454-2002), yaitu:
a. Pewadahan sampah plastik merupakan aktivitas menampung sampah plastik sementara dalam suatu wadah individu atau komunal di tempat sumber sampah.
b. Pengumpulan sampah plastik merupakan aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah plastik dari wadah individual dan atau dari wadah komunal melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung.
c. Pemindahan dan pengangkutan merupakan pemindahan sampah di mana di dalamnya terdapat sampah plastik, biasanya dilakukan dengan bantuan kontainer pengangkut untuk selanjutnya dibawa ke terminal tertentu. Kendaraan yang digunakan yaitu truck atau trailer.
d. Pengolahan dan pemilahan merupakan proses untuk mengurangi volume sampah dan atau mengubah bentuk sampah menjadi yang bermanfaat. Untuk sampah plastik yang merupakan sampah anorganik terlebih dahulu dilakukan proses pemilahan.
e. Pembuangan akhir, sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang akan dilakukan proses pembuangan. Tetapi, perlu diperhatikan proses pembuangannya agar nantinya tidak menimbulkan masalah di masyarakat. Dikarenakan sampah plastik ini sulit terurai di alam.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Kusumastuti, Erma. http://infoforus.blogspot.com/2009/02/info-for-us-info-kesehatan-banyak.html diakses tanggal tggal 24 april 2011.
Anonim. http://onlinebuku.com/2009/01/20/pengolahan-limbah-plastik-dengan-metode-daur-ulang-recycle/ diakses tggal 24 april 2011.
Widyatmoko, Sintorini. 2002. Menghindari, mengolah, dan menyingkirkan sampah. Jakarta : PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional.
Murtadho, Djuli dan E. Gumbira Said. 1987. Penanganan dan pemanfaatan limbah padat. Jakarta : PT. Melton Putra.
Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar