RSS

Halaman

Pengendalian Kutu Busuk

PEMBAHASAN

1.      Klasifikasi
ž Kerajaan     : Animalia
ž Filum          : Arthropoda
ž Kelas          : Insecta
ž Ordo           : Hemiptera
ž Upaordo     : Heteroptera
ž Infraordo    : Cimicomorpha
ž Superfamili : Cimicoidea
ž Famili         : Cimicidae
ž Genus         : Cimex
ž Spesies       : - Cimex lectularius
                                 - Cimex hemipterus
2.    Morfologi
o   Memiliki Panjang 4-5 mm- lebar 1,5-3 mm
o   Lonjong dan rata dari bagian punggung hingga permukaan bawah, kaki -tumbuh dengan baik, tapi tidak memiliki sayap.
o   Komponen mulut diadaptasi untuk menusuk dan menghisap.
o   Kakinya berbentuk ramping dan ujungnya bercakar. Kutu busuk betina ukurannya lebih besar daripada kutu jantan, tetapi keduanya dapat jalan dengan cepat.
o   Kepalanya mempunyai sepasang antena yang panjang, mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke belakang di bawah kepala dan toraks bila tidak digunakan.
o   Labrumnya kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium membentuk suatu tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila dan mandibula yang berguna untuk menusuk dan mengisap.


o   Abdomennya terdiri atas 9 ruas yang jelas. dewasa mempunyai sepasang kelenjar bau di ventral toraks, dan yang muda mempunyai kelenjar serupa di dorsal abdomen.

o   Kutu busuk mempunyai tubuh yang datar, dengan bentuk oval tanpa sayap (vestigial). Seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar (seta) dan beberapa rambut halus. Tibia kaki panjang dan tarsinya mempunyai tiga ruas.

o   Warnanya berkilau coklat kemerahan tapi setelah makan darah mereka menjadi Bengkak/gembung dan warnanya menjadi coklat tua
o   Bisa berpindah dari 6 m sampai 30 m



Cimex lectularius                 

       Cimex lectularius                                    Cimex hemipterus

Keterangan :
a.       Dari kedua jenis kutu busuk ini sama-sama mengigit manusia dan dampak yang ditimbulkannyapun sama. Habitat pada dua jenis kutu busuk inipun sama, perbedaan yang dapat dilihat dari keduanya adalah bentuk tubuhnya lebih besar Cimex lectularis daripada Cimex hemipterus. Cimex hemipterus memiliki bentuk tubuh yang lebih lonjong.

3.    Daur hidup
Tiga tahapan siklus hidup kutu busuk yaitu telur, nimpa dan dewasa, metamorfosis tidak sempurna. Kutu busuk bertelur 1-5 butir sehari selama 2-10 bulan sampai seluruhnya diletakkan +200 telur. Telur berwarna putih dengan panjang 1 mm, Telur disimpan selama 2bulan per kelompok terdiri dari 10 hingga 50 telur. Telur-telur ini diletakkan pada kasur retak-retak pada tempat tidur, perabot, dinding dan langit langit rumah dll. Dalam waktu 3-14 hari pada suhu 23°C, telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa pertama akan berganti kulit menjadi nimfa ke-2, 3, demikian seterusnya sampai nimfa kemudian berganti kulit lagi menjadi instar terakhir. Banyaknya pergantian kulit berbeda-beda tergantung jenis, makanan dan suhu. Nimpa terlihat seperti yang dewasa tetapi lebih kecil. Dari telur menetas kutu busuk kecil yang kemudian tumbuh menjadi kutu busuk dewasa, sambil mengalami beberapa kali penukaran kulit.
Perkembangan sempurna dari telur menjadi dewasa membutuhkan waktu 5 bulan bahkan lebih, tergantung pada temperatur dan ketersediaannya makanan. Setiap kali akan mengalami penukaran kulit kutu busuk itu harus menghisap darah dulu. Kutu busuk dewasa bisa hidup selama 6 bulan- 1 tahun. Kutu busuk betina tahan hidup tanpa makan darah selama 1 tahun dan juga terhadap suhu rendah (0°C) untuk waktu yang lama.

Gambar Siklus Hidup Kutu Busuk
            Keterangan :
·           Telur menjadi nimfa membutuhkan waktu 3-14 hari
·           Nimfa menjadi Dewasa membutuhkan waktu 6-13 minggu

4.     Habitat dan Penyebarannya
Karena semua tahapan kutu busuk (telur, nimfa, dan telur) mudah terbawa dalam tas, pakaian, koper, dan barang bawaan lainnya. Hal ini membuat kutu busuk menjadi masalah besar bagi banyak hotel (yang tentu saja tidak akan secara terbuka menyampaikan permasalahannya), karena tamu datang dan pergi dengan berbagai barang bawaannya.
Untuk Habitatnya kutu busuk umumnya ada di kasur tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat di celah-celah kayu, tempat tidur (lipatan), karpet, laci, kursi/sofa, lemari, gorden dll. Asalkan cocok untuk tempat persembunyian.

5.    Ciri-ciri
ž  Kutu busuk jantan atau betina memakan darah dari manusia. Mereka biasanya aktif pada malam hari sebelum fajar, dengan puncak periode makan sekitar satu jam sebelum matahari terbit. Kutu busuk menghisap darah. Darah mutlak diperlukan untuk yang betina terutama bagi pembentukan telurnya.
ž  Jika tidak ada manusia, mereka makan dari tikus, ayam, kelinci, kelelawar, burung dan binatang lainnya
ž  Proses makan membutuhkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk yang dewasa, kurang dari itu untuk nimpa dan ini berulang kira-kira setiap 3 hari sekali
ž  Bed bugs seringkali dijumpai dalam jumlah melimpah dalam kamar tidur yang hangat
ž  Tidak dapat berkembang pada suhu < 13 °C dan tidak dapat menahan suhu lebih tinggi dari 45 derajat Celsius
ž  Bed bug dewasa dapat bertahan hidup bertahun-tahun tanpa makanan
ž  Kutu busuk dapat bergerak dengan cepat manakala diganggu dan tidak mudah dideteksi selagi menggigit.
ž  Sebagian orang bahkan tidak sadar bahwa mereka digigit tiap malam oleh banyak kutu busuk. Kutu busuk memiliki dua belalai atau mulut yaitu yang satu untuk menyuntikkan dengan mengeluarkan air liur yang berisi anti koagulan sehingga dalam hal ini aliran darah bisa lancar dan juga menyuntikkan Anesthesi yang berfungsi agar pada saat digigit oleh kutu busuk kita tidak merasakan sakit dan mulut yang kedua untuk menghisap darah

6.     Deteksi Keberadaan Kutu Busuk
ž  Kutu busuk ini hidup di celah-celah kayu, tempat tidur (lipatan), karpet, laci, kursi/sofa, lemari, gorden, hampir semua bagian ruangan dapat merupakan tempat persembunyian kutu busuk (dan sulit sekali ditemukan, karena cara hidupnya yang amat tersembunyi)
ž  Sisa tubuh, dan telur
ž  Kotoran tubuh dapat juga kelihatan seperti warna coklat gelap kecil atau tanda hitam pada seprai, kertas dinding dan dinding
ž  Mempunyai bau yang tidak enak (busuk)
ž  Penyemprotan suatu penyegar udara pyrethrum kedalam celah dan retakkan pada dinding, membuat pergi keluar dari tempat persembunyiannya


Gambar Tempat ditemukannya Kutu Busuk

6.     Dampak
ž  Harwood dan James (1979) mengemukakan, karena kutu ini harus makan 4-5 kali pada inang untuk memcapai dewasa, membuat kutu dapat berpotensi untuk menularkan/vektor penyakit
ž  Namun diduga mempunyai peranan penting dalam siklus vektor hepatitis B (sangat kecil kemungkinannya)
ž  Sebagian besar penting sebagai gangguan gigitan
ž  Gigitan dapat menimbulkan noda merah kecil. Membentuk pulau-pulau mini dengan warna merah darah yang pekat.
ž  Hasil gigitan menimbulkan bengkak yang keputih-putihan yang sering melanjut pada pendarahan. Garukan dapat menyebabkan infeksi sekunder dan urtikaria. Rasa gatal ini karena alergi dari air liur (saliva) yang mengandung anesthesi.
ž  Jika seseorang menerima seratus atau lebih gigitan setiap malam, hal ini mungkin menyebabkan kekurangan darah sehingga menimbulkan anemia pada anak-anak
ž  Secara ekonomi, kutu busuk akan amat merugikan, terutama bagi industri perhotelan karena hotel akan kehilangan tamu karena publisitas negatif, termasuk biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kebersihan kamar dan kemungkinan tuntutan hukum (lawsuits) dan klaim asuransi dari pihak yang merasa dirugikan.


Gambar penderita gigitan kutu busuk

7.    Pengendalian
Karena perpindahan kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama melalui telur (dan nimfa dan dewasa) yang menempel di pakaian, sprei, koper, barang-barang bekas, dsb, mudah terjadi tanpa kita ketahui; pengendalian kutu busuk menjadi masalah yang tidak mudah.





Pengendaliannya meliputi :
·         Secara fisik
1.      Jangan memindahkan barang apapun dari kamar. Bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/kamar akan amat mudah terjadi.
2.      Setelah di temukan kutu, barang2 tersebut segera dikeluarkan, lalu dibersihkan.
3.      Perbaikan dinding tembok yang retak.
4.      Penggantian ranjang kayu dengan ranjang besi
5.      Kasur harus sering dijemur, rajin mengganti seprai tempat tidur
6.      Bisa dg Vacuum cleaner(Penyedot debu) efektif membunuh kutu busuk dewasa hingga 96 % dan memusnahkan kutu busuk muda sampai 100 %.
·         Secara kimia
1. Dengan penggunaan insektisida yang dilakukan oleh para ahli. Penggunaannya terbatas karena tidak dapat menjangkau semua tempat.
- larutan DDT 5% dalam larutan minyak.
- larutan Lindane 0.1% dalam larutan minyak.
- Malathion 1% diulaskan di lantai, dinding, mebel atau kasur.
- menaburkan serbuk DDT ke dalam celah celah dinding.
            2. Pengembunan (Cold Fogging)
Alat yang digunakan adalah ULV dengan hama sasaran serangga dewasa.
3.Penyemprotan (Spraying)
                 Alat yang digunakan adalah Hand Sprayer, dengan hama sasaran adalah telur dan serangga muda.
4. Menggunakan Jaring nyamuk yang digunakan bersama dengan insektisida pyrethroid sangat efektif dalam menangkis dan membunuh kutu busuk, Generator asap : biasanya mengandung pyrethroid insektisida
·         Cara Tradisional
1.       Letakkan kulit Durian dibawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Biarkan beberapa hari, niscaya kutu busuk akan lenyap.
2.      Ambillah beberapa Buah Asam segar, kupas kulitnya dan letakkan di tempat kutu busuk berada. Maka kutu busuk akan pergi jauh-jauh dari tempat tersebut.
3.      Menaruh Daun Mindi kering di bawah kasur juga dapat mengusir Kutu Busuk.
4.      Meneteskan lilin / minyak tanah di tempat-tempat yang tersembunyi, termasuk lekukan-lekukan kasur, jumlah tetesannya sesuaikan dengan kebutuhan, yang penting tetesan lilin menutup celah-celah sekaligus memanaskan/mematikan telur-telur dan anak-anaknya.
8.    Pengobatan
Untuk luka-luka akibat garuk-menggaruk tadi dapat mengoleskan salep dengan kandungan kortikosteroid untuk mengurangi gatal dan rasa panas.






9.    Perbedaan Kutu Busuk dan Kutu Manusia
No
Kategori
Kutu Flea
Kutu Busuk
Kutu Manusia
1
Jenis

a.    Cimex lectularius
b.    Cimex hemipterus
a.   Kutu Kepala
b.   Kutu Badan
c.   Kutu Kemaluan
2
Habitat

Celah-celah kayu, tempat tidur (lipatan), karpet, laci, kursi/sofa, lemari, gorden
a.       Kepala manusia
b.      Biasanya pada pakaian
c.       Daerah kemaluan
3
Siklus

·      Telur
Telur berwarna putih dengan panjang 1 mm, Telur disimpan selama 2bulan per kelompok terdiri dari 10 hingga 50 telur
·      Nimfa
Nimfa pertama akan berganti kulit menjadi nimfa ke 2-5 tergantung pada lingkungan dan ketersediaan makanannya
·      Dewasa
Kutu busuk dewasa bisa hidup selama 6 bulan- 1 tahun

a.    Kutu Kepala
Telur (nits)
-          Menghasilkan telur 140 butir selama hipdupnya
-          Ukuran 0,6-0,8 mm
-          Menetas pada suhu 21-36oC dalam waktu 5-11 hari
Nimfa
-          Keluar melalui operculum yang terbuka
-          Mengalami 3 kali pergantian kulit
Dewasa
Membutuhkan waktu ± 2 minggu dari nimfa ke dewasa



b.    Kutu Badan
Telur (nits)
-          Diletakkan pada kelim atau pelipit (seam) pakaian atau kadang-kadang pada rambut tubuh.
-          Menghasilkan 300 butir, tetapi biasanya hanya antara 50-150 butir selama hidupnya (Harwood & James, 1979).
-          Masa inkubasi telur bervariasi antara 5-7 hari tergantung suhu.
Nimfa
-          Mulai menghisap darah inangnya.
-          Hidup di sprei,bantal, dan pelipit jahitan.
Dewasa                        
-          Menghisap darah
Hidup di sprei, bantal, dan pelipit pakaian.
c.    Kutu Kemaluan
Telur (nits)
-          Bulat oval,
-          Memiliki operkulum
-          Melekat erat pada dasar rambut oleh lapisan kitin.
-          Dengan pertumbuhan rambut, telur akan menjauhi kulit sehingga dapat diperkirakan lamanya infestasi.
-          Setelah 5-10 hari telur akan menjadi nimfa.
Nimfa
-          Mulai turun ke dasar rambut
-          Sudah mulai menghisap darah
Dewasa
-          Menghisap darah manusia. Bila tidak menghisap darah pejamu, hanya dapat bertahan hidup kurang dari 24 jam.
4
Makanan
Menghisap darah
Menghisap darah
Menghisap darah
5
Gambar

a.    Cimex lectularius
 Cimex lectularius
b.    Cimex hemipterus

a.    Kutu Kepala
ikutu-kepala.jpeg
b.    Kutu Badan
pediculosis.jpg
c.    Kutu Kemaluan
kutu-jembut.jpg
6
Morfologi

Memiliki Panjang 4-5 mm- lebar 1,5-3 mm. Komponen mulut diadaptasi untuk menusuk dan menghisap.


a.    Kutu Kepala
ü Badan berwarna putih kelabu.
ü Berbentuk pipih, memanjang, dan kepala yg avoid sedikit bersudut. Ukuran 1 - 2 mm
b.   Kutu Badan
ü Badan berwarna putih kelabu.
ü Berbentuk pipih, memanjang, dan kepala yg avoid sedikit bersudut. Ukuran 2 - 4 mm
c.   Kutu Kemaluan
ü  Berwarna putih keabu-abuan
ü  Bentuknya bujur seperti kura-kura
ü  Kuku besar dan kuat. Ukuran 0,8 – 1,2 mm
7
Pengendalian

Secara fisik
a.     Penggantian ranjang kayu dengan ranjang besi
b.    Kasur harus sering dijemur, rajin mengganti seprai tempat tidur
Secara kimia
a.  Pengembunan (Cold Fogging)
b.  Penyemprotan (Spraying)
c.  Dengan penggunaan insektisida



a.      Kutu Kepala
Secara Kultural:
-          Menerapkan personal hygiene pada setiap individu
Secara Mekanik / fisik
-          Penggunaan serit untuk menghilangkan kutu
Secara Kimia :
-          Shampo Lidane 1%.
-          Peditox
b.      Kutu Badan
Secara Kultural :
-          Mencuci dan mengganti pakaian secara teratur dapat mencegah dari penularan infeksi kutu.
Secara Mekanik/ fisik:
-          Mensetrika baju
c.       Kutu Kemaluan
Secara Kultural :
-          Menerapkan personal higiene pada setiap individu
Secara Mekanik/fisik :
-          Mencukur rambut secara rutin yaitu sebulan 1 kali
Secara Kimia :
-          Minum tetracycline 25 mg/kg atau chloramphenicol 50 mg/kg setiap hari.

























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kutu Busuk dan Kiat-Kiat Pengendaliannya [Serial Online]. http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/Kutu-Busuk-dan-Kiat-Kiat-Pengendaliannya.pdf. 11 April 2011.
Anonim. 2010. Kota New York Diserang Kutu busuk [Serial Online]. http://solocybercity.wordpress.com/2010/07/29/kota-new-york-diserang-kutu-busuk/ . 11 april 2011
Dalil, Syaiful Fahmi. 2009. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Sembel, Dantje T. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta : Penerbit Andi. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar