Rattus Norvegicus
1. Pendahuluan
R. Norvegicus atau biasa disebut tikus coklat atau tikus norwegia berasal dari cina barat dan pertama kali ditemukan di Eropa pada sekitar tahun 1727. Pada abad ke 18, spesies ini berkembang pesat dan bermigrasi ke Amerika. Tikus ini banyak tedapat di kota dan sering terlihat dalam bangunan, sebagai tikus loteng, selokan dan di dermaga.Karena ukurannya yang besar, tikus ini dapat memusnahkan spesies lain dengan cara mendatangi dan memangsanya.
Tikus coklat ini suka bersembunyi dan bersarang di di bawah tanah juga di bawah timbunan sampah. Makanannya sangat bervariasi mulai dari sampah, padi-padian, sayur-sayuran, daging, sampai makanan yang biasa dikonsumi manusia. Tikus ini berkembang pesat di tempat yang memiliki banyak persediaan makanan atau di pelabuhan Tikus betina muda akan berkembang biak pada usia 3-4 bulan dan mengandung selama 22-24 hari.
Tikus ini merupakan salah satu spesies yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan structural pada bangunan, saluran air, bahan makanan serta menimbulkan penyakit, oleh kerena itu diperlukan suatu pengendalian terhadap tikus Got (Rattus Norvegicus)
2. Klasifikasi Rattus Norvegicus
· Dunia : Animalia
· Filum : Chordata
· Sub Filum : Vertebrata
· Kelas : Mammalia
· Subklas : Theria
· Ordo : Rodentia
· Sub ordo : Myomorpha
· Famili : Muridae
· Sub famili : Murinae
· Genus : Rattus
· Spesies : Rattus norvegicus
3. Ciri – Ciri Morfologi Rattus Norvegicus
Berat | Berat dan agak besar (150-600 gram) |
Kepala dan Badan | Hidung tumpul dan lebar, badan besar 18-25 cm, Panjang total 31-46 cm |
Ekor | Lebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kakuLebih pendek dari kepala+badan,bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek, kaku |
Telinga | Relatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20-23 mm |
Bulu | Bagian punggung abu-abu kecoklatan, keabu-abuan pada bagian perut |
Mata | Kecil |
4. Kebiasaan dan habitat Rattus Norvegicus
Tikus dikenal sebagai binatang kosmopolit, kebiasaan dan habitat dari tikus Got (R. norvegicus) adalah:
· Senang di tempat yang banyak makanan atau sisa-sisanya
· Hidup dalam rumah, gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, parit dan saluran dalam tanah.
· Keluar pada malam hari
· Dapat memanjat tali vertikal atau meniti kawat yang horizontal.
· Dapat memanjat atau masuk kedalam pipa berdiameter 2-10 cm
· Dapat meloncat dari ketinggian 15 meter tanpa cedera
· Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m.
· Menggali lubang, berenang dan menyelam, menggigit benda-benda keras seperti kayu bangunan, aluminium dsb.
5. Kemampuan Alat Indra Rattus Norvegicus
· Penglihatan
Mata tikus telah dibiasakan untuk melihat di malam hari. Penglihatan tikus kurang berkembang dengan baik, tetapi mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap cahaya. Jadi, tikus mempunyai kemampuan untuk mengenali bentuk benda dalam cahaya yang remang-remang Tikus merupakan hewan yang buta warna. Sebagian besar warna ditangkap oleh penglihatan tikus sebagai warna kelabu. Ada kecenderungan bahwa tikus lebih tertarik pada warna-warna kuning, hijau terang yang ditangkap oleh tikus sebagai warna kelabu cerah (terang).
· Peraba
Rambut-rambut halus dan panjang yang tumbuh diantara rambut pada bagian tepi tubuhnya dan kumis digunakan untuk meraba. Bentuk rabaan tersebut dapat berupa sentuhan dengan lantai, dinding, maupun benda-benda yang ada didekatnya.dengan demikian, hal ini dapat membantu tikus untuk menentukan arah dan memberikan tanda bahaya jika ada lubang atau rintangan di depannya.
· Penciuman
Tikus got suka bau makanan yang dimakan manusia. Tikus memiliki indera penciuman yang berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas tikus menggerak-gerakkan kepala serta mendengus pada saat mencium bau pakan, tikus lainnya atau musuhnya. Penciuman tikus yang baik ini juga bermanfaat untuk mencium urine dna sekresi genitalia. Dengan kemampuan ini tikus dapat menandai wilayah pergerakan tikus lainnya, mengenali jejak tikus yang masih tergolong dalam kelompoknya, serta mendeteksi tikus betina yang sedang esterus (birahi).
· Perasa
Indra perasa tikus got berkembang baik, Mampu mendeteksi zat-zat pahit, bersifat toksik,dan berasa tidak enak
· Pendengaran
Tikus got dapat mengenal sumber bunyi dari jarak 15cm, dan merupakan golongan pendengaran yang ultra sonic
6. Kemampuan Fisik Rattus Norvegicus
· Mengerat
Tikus dan mencit mengerat dengan bantuan bahan-bahan yang keras. Bahan-bahan yang dikerat tersebut termasuk kayu pada bangunan, lembaran alumunium, beton berkualitas buruk dan aspal. Logam yang dilapisi secara galvanis dan bahan-bahan yang mempunyai skala kekerasan geologi lebih dari 5,5 tidak dapat tembus oleh gigi seri tikus. Dengan demikian, bahan-bahan tersebut sering dipakai sebagai barier atau penghalang mekanis dari gangguan tikus.
· Berenang
Tikus merupakan hewan yang pandai berenang. Di dalam suatu percobaan untuk melihat kemampuan tikus berenang dalam keadaan terpaksa, tikus dapat berenang selama 50 – 72 jam pada suatu bak air dengan sushu 35 celcius dengan kecepatan berenang 1,4 km/jam untuk tikus 0,7 km/jam untuk mencit. Kemampuan menyelam yang dimiliki tikus, maksimum mencapai 30 detik. Tikus berenang dengan menggunakan kedua kaki belakangnya dengan cara menendang secara bergantian
· Sarang
Tikus got tidak akan terlalu jauh meninggalkan sarangnya. Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran adalah sekitar 7,5 – 10 m. Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.
· Berbiak
Tikus got akan berkembanga biak dengan cepat dan dalam jumlah besar apabila kondisi lingkungan mendukung dan tersedia banyak makanan
· Sentuhan
Tikus got menggunakan lintasan baku, stimulasi taktik dikombinasi stimulasi kinaestetik
· Menggali
Tikus got adalah binatang penggali lubang. Lubang digali untuk tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan menggali dapat mencapai 2-3 meter tanpa kesulitan.
· Meloncat dan melompat
Tikus got dewasa dapat meloncat 77 cm lebih (vertikal). Dari keadaan berhenti tikus got dapat melompat sejauh 1,2 meter
7. Siklus Hidup Rattus Norvegicus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi, terutama bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor sebagai berikut :
· Matang seksual cepat, yaitu antara 2-3 bulan.
· Masa bunting singkat, yaitu 22-24 hari
· Terjadi post partum oestrus, yaitu timbulnya berahi kembali segera (24-48 jam) setelah melahirkan.
· Dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim, yaitu sebagai hewan poliestrus.
· Melahirkan dalam jumlah banyak yaitu 3-12 ekor dengan rata-rata 6 ekor per kelahiran.
· Setelah lahir anak tikus belum bisa mencari makan sendiri, sehingga tikus betina dewasa menyusui anaknya. Setelah disapih tikus akan menjadi tikus dewasa dalam waktu 35-63 hari.
Perbedaan masa reproduksi R.norvegicus, Rattus rattus, M.musculus
MASA | Rattus Norvegicus | Rattus rattus | Mus. musculus |
Umur dewasa | 75 hari | 68 hari | 42 hari |
Masa bunting | 22-24 hari | 20-22 hari | 19-21 hari |
8. Tanda – Tanda Rattus Norvegicus
· Gnawing : adanya bekas gigitan tikus
Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan tikus akan menggerogoti pintu, tempat penyimpanan, dll.
· Burrows : terdapat lubang atau terowongan (liang)
Tikus got lebih suka bersarang di bawah tanah. Liangnya sering terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, dan dibawah lempengan beton atau tembok. Liang yang baru tampak bersih dan licin.
· Droppings : adanya kotoran tikus
Kotoran tikus akan tertinggal sepanjang tempat yang didatanginya. Misalnya di tempat penyimpanan makanan, air,dll.
· Runway : jalan yang dilalui tikus biasanya sama
Selama perjalannanya dari liang atau sarang ke tempat penyimpanan makanan, tikus akan melewati jalan yang sama.
· Footprints and tail marks : bekas jejak kaki tikus
· Rub mark : bekas jejak kaki tikus yang berlemak
Lemak dan kotoran tikus akan berakumulasi pada permukaan liang membentuk tanda hitam. Tanda tanda semaam itu daapat dilihat pada pipa atau saluran yang dilewati.
· Tanda2 lain → bau, suara, kotoran dan bangkai tikus.
9. Kerugian dan Penyakit Rattus Norvegicus
Kerusakan struktural yang disebabkan oleh tikus got adalah mampu bersembunyi ke dalam tanah., menggali ruang, menendang kelebihan kotoran ke selokan. Dari penggalian itu sendiri akhirnya dapat menyebabkan runtuhnya jalan di atas saluran air, sungai. Tikus juga dapat merusak bahan makanan dan menyebabkan turunnya nilai ekonomis produk makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut. Selain itu tikus juga mengganggu kenyamanan saat di rumah.
Tikus juga merupakan salah satu spesies yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit, baik melalui langsung maupun tidak langsung. Penyakit yang ditimbulakan tikus antara lain :
1. Penyakit Pes (Plague)
Sebagai pembawa penyakit pes, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh pinjal tikus dan dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit Pes juga dikenal sebagai penyakit samparini adalah penyakit yang sangat fatal yang disebabkan oleh bakteri yarsinia peptis. Penyakit Pes dibagi menjadi 2 yaitu :
· Pes Pubo: ditandai dengan demam yang tinggi, tubuh menggigil, perasaan tidak enak, malas, nyeri otot, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar (lipatpaha, ketiak, leher).
· Pes Pneumonic: gejala batuk hebat, berbuih, air liur berdarah, sesak nafas dan susah bernafas.
2. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh infeksi Leptospira pada tubuh tikus yang berkembangbiak pada ginjal tikus dan kemudian dikeluarkan melalui urine. Leptospira dapat hidup untuk beberapa lama pada tanah lembab, basah atau air. Penularan kepada manusia terjadi melalui selaput lendir atau luka di kulit.
3. Scub typhus
Sama halnya pada pes, scrub sama halnya pada pes, scrub tphus tidak hanya melibatkan tkus. Penyakit scrub typhus disebabkan oleh Rickettsia yan hidup pada salah satu vektor tungau yang bernama Trombiculla akamishi. Pada stadium dewasa hidupnya bebas di tanah tetapi stadium larva hidup dari darah tikus. Jika trombiculla terkena rickettsia maka akan berkembangbiak. Larva yang keluar akan mencari host baru dan larva yang membawa Rickettsia akan menghisap darah manusia karena tidak menemukan.
4. Murine typhus
Penyebab penyakit ini adalah Rickettsia mooseri, merupakan penyakit yang dekat hubungannya dengan penyakit pes sehingga kemungkinan infeksinya dapat terjadi secara bersamaan, karena vektor maupun hostnya juga sama dengan penyakit pes yaitu Xenopshylla cheopis dan Rattus tanezumi.
5. Rat Bite Fever
Termasuk jjenis demam yang disebabkan oleh Spirillum minus yang masuk melalui gigitan tikus. Penyakit demam tikus lainnya yang disebut sebagai Haverhill fever yaitu disebabkan oleh Streptobacillus moniliformis. Sumber infeksi berasal dari air ludah atau cairan hidung tikus yang terinfeksi.
6. Salmonellosis
Penyakit infeksi pada manusia atau binatang yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhimurium, dan dikenal sebagai infeksi keracunan makanan. Salmonellosis pada manusia adalah khas dengan gastroenteritis yang akut., sakit perut, diare, pusing, muntah-muntah dan demam serta dehidrasi terutama pada bayi. Tikus dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui kotoran/ urine tikus yang mengkontaminasi makanan.
7. Limphocyric choriomeningitis
Penyakit virus pada binatang terutama tikus yang dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini sering dimulai dengan serangan seperti influenza. Penderita dengan meningo-enchepalitis menjadi mengantuk, reflek, terganggu, paralisis dan kulit sensitif.
8. Rabies
Ditularkan melalui gigitan tikus yang terinfeksi virus rabies.
10. Pengendalian Rattus Norvegicus
a. Inspeksi tikus dan initial survey
Inspeksi tikus sangat penting dilakukan sebelum dilaksanakan program pengendalian tikus, inspeksi yang baik akan memberikan hasil maksimal dalam pengendalian. Initial Survey, ditujukan untuk menentukan kondisi awal atau tingkat serangan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus sebelum dilakukan program pengendalian tikus.
b. Pengendalian dengan pemanfaatan musuh alami
Musuh alaminya misalnya kucing dan anjing Kucing terkadang cukup efektif, tetapi hampir semua kucing sifatnya malas dan hanya memakan makanan yang masih baik. Kucing baru mau memangsa tikus got (R.noevegicus) apabila tikus itu mendekatinya sedangkan Anjing terutama jenis smallfox dan keturunannya sangat berperan dalam mengurangi populasi tikus, tetapi sarang tikus dan tempat persembunyiannya sulit dimasuki anjing.
c. Sanitasi
Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan senjata paling ampuh untuk memberantas tikus secara alami. Di beberapa tempat jumlah tikus sangat bergantung pada banyak dan tidaknya jumlah makanan dan air serta tempa persembunyian. Semakin banyak makanan, semakin banyak populasi tikus. Sebaliknya jika jumlah makanan berkurang jumlah populasi tikuspun juga akan berkurang. Berikut adalah beberapa cara melakukan sanitasi padaa bangunan tertutup dan luar ruangan.
Ø Bangunan tertutup (core)
a. Rat proof (bangunan anti tikus)
· Pengecatan dinding
· Penutupan lubang-lubang dan saluran terbuka.
· Ruangan harus dengan pencahayaan cukup
b. Pengelolaan sampah
· TPS tersebut dari bahan anti tikus dan tertutup
c. Pengelolaan makanan
· Makanan disimpan dalam tempat yang terbuat dari bahan kaca,logam dll
· Membersihkan sisa makanan setiap hari
Ø Di luar ruangan
a. Pengelolaan sampah
· Tempat sampah tersebut dari bahan yang anti tikus (fiber glass) tertutup dan tergantung setinggi 45 cm di atas tanah.
· Tidak membuang sampah terutama sisa makanan di sembarang tempat
· Halaman taman,tempat parkir dibersihkan setiap hari.
b. Rodent proof (antitikus)
· Pasang kisi-kisi pada saluran air yang menghubung antara luar dan dalam ruangan.
· Susun atau rapikan barang bekas atau tumpukan batu sehingga tidak terdapat rongga-rongga yang dapat menjadi sarang tikus.
d. Perangkap
Penggunaan perangkan adalah cara pengendalian tikus yang mudahcara ini dapat mengurangi jumlah tikus komersal tetpi bersifat sementara Tikus adalah binatang yang memiliki naluri curiga dan dapat segera bersifat trap wise dan menghindari umpan perangkap. Jadi metode ini digunakan sebagai metode tambahan.
e. Pemanfaatan rodentisida
Pengendalian tikus got juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia atau biasa disebut rodentisida. Penggunaan toksik
ü Single dose ( red squill, zink phosphide)
Merupakan rodentisida yang berdosis akut dan bersifat letal terhadap tikus. Tikus akan mati sesudah makan rodentisida ini satu kali saja.
ü Multi dose poison (warfarin, pival)
Merupakan tipe pengendalian dengan rodentisida yang memerlukan pemberian yang berulang selama 3 hari atau lebih. Rodentisida ini memiliki zat anti koagulan yang dapat menyebabkan pendarahan internal dan kematian yang lambat dalam waktu 4 – 10 hari. Pemakaian rodentisida anti koagulan secara terus menerus akan mengakibatkan tesistensi. Hal ini terjadi di eropa, populasi tikus got meningkat akibat penggunaan zat ini.
f. Fumigant (hidrogen, cyanide)
Fumigasi merupakan cara yang efektif untuk membasmi tikus maupun pinjalnya. Dalam pelaksanaan fumigasi ini, diperlukan petugas yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia dan ternak. Untuk pemberantasan tikus dari kapal fumigasi dilakukan dengan menggunakan sianogas dan sulfur dioksida.
g. Kemosterilan
Kemosterilan merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan serilitas sementara maupun permanen, baik pada satu tikus (baik jantan maupun betinanya). Dalam mengendalikan secara kemosterilan terhadap tikus masih sedang diteliti dan perlu kajian lebih lanjut.
h. Rat Proofing
Bangunan anti tikus cukup efektif sebagai metode kontrol. Bangunan anti tikus diluar maupun di dalam gedung adalah konstruksi bangunan yang tidak memiliki tempat terbuka sama sekali untuk tikus dalam gedung.
Material anti tikus adalah perangkat kayu keras, logam gaalvanic, dan semen porthland martir, yang dapat mencegah tikus masuk melalui ukuran ½ inci atau lebih
11. Perbedaan Tikus Got dengan Tikus Lainnya
Ciri | Tikus rumah (R.rattus diardii) | Tikus got (R.norvegicus) | Tikus sawah (M.musculus) |
Morfologi Kualitatif | · Tekstur rambut: agak kasar · Bentuk hidung: kerucut · Bentuk badan: silindris · Warna badan: cokelat kehitaman | · Tekstur rambut: agak kasar dan panjang · Bentuk hidung: kerucut · Bentuk badan: silindris membesar ke belakang · Warna badan: cokelat kelabu (pucat) | · Tekstur rambut: agak kasar · Bentuk hidung: kerucut · Bentuk badan: silindris · Warna badan: cokelat kehitaman |
Morfologi Kuantitatif | · Bobot tubuh: · Panjang total: 22-46 cm · Jumlah puting susu: 5 buah (2+3 pasang) | · Bobot tubuh: · Panjang total: 31-46 cm · Jumlah puting susu: 6 buah (3+3 pasang) | · Bobot tubuh: · Panjang total: 24-37 cm · Jumlah puting susu: 6 buah (3 pasang) |
Kebiasaan | 1. Memanjat 2. Mengerat | 1. Menggali 2. Mengerat 3. Meloncat 4. Berenang | 1. Menggali 2. Mengerat 3. Berenang |
Habitat | Rumah, gudang, | Gudang, selokan, di luar rumah, dalam rumah, parit | Sawah (ketinggian <1500 m dpl) |
Kerugian yang di Timbulkan | 1. Sering menimbulkan kekotoran dimana-mana. 2. Sering merusak properti yang ada di rumah. 3. Menyebarkan penyakit. 4. Mengkontaminasi bahan makanan. 5. Menimbulkan bau yang busuk. 6. Menciptakan suara yang sering mengganggu. | 1. Membuat kerusakan structural pada jembatan, saluran air, pondasi. 2. Mengurangi nilai estetika 3. Menurunkan nilai makanan yang terkontaminasi 4. Menularkan berbagai macam penyakit. | Mampu merusak tanaman budidaya dlm waktu yg singkat dan dlm berbagai stadia umur tanaman sehingga menimbulkan kerugian cukup besar bagi petani. |
Pengendalian | 1. Sanitasi Lingkungan 2. Fisik · Pemasangan penghalang · Perangkap · Pengusiran dengan gelombang elektromagnetik 3. Biologis · Kucing, anjing dll. 4. Kimia · Fumigasi · Rodentisida | 1. Sanitasi lingkungan 2. Inspeksi tikus 3. Fisik : · Perangkap · Rat proofing 4. Biologi: · Pengendalian dengan musuh alami (anjing dan kucing) 5. Kimia : · Rodentisida (single dose & multi dose) · Fumigasi · kemosterilan | 1. Kultur teknis · Pengaturan pola dan jarak tanam · Tanam serentak · Pembersihan tanggul · Tanaman perangkap 2. Sanitasi Lingkungan 3. Fisik · TBS · Gropyokan · Pengusiran tikus 4. Biologis · Ular, garangan, musang, burung alap-alap tikus 5. Kimia · Rodentisida Pengemposan tikus |
Daftar Pustaka
Priyambodo, Swastiko. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta : Penebar Swadaya.
Azwar, Azrul. 1989. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Suravaya : Airlangga University Press.
Chandra, Budiman. 2000. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC
0 komentar:
Posting Komentar