RSS

Halaman

Sejarah Hygiene Industri

Sejarah Higiene Industri
Higiene industri adalah ilmu tentang cara melinduni kesehatan tenaga kerja melalui upaya pengendalian lingkuangan kerja. Manusia dan lingkungannya selalu saling berinteraksi satu sama lain melalui hubungan “saling memberi dan menerima”. Lingkungan dan manusia adalah suatu yang bergerak dinamis dan saling mengubah secara simultan (Erwin Dyah N,2007).
Menurut sejarah, upaya untuk melindungi kesehatan tenaga kerja sudah dilakukan sebelum tahun 1990an. Kehidupan manusia saat belum ada peradaban sangat menyedihkan, dengan pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap Penyakit Akibat Kerja. Dengan perkembangan strata sosial, timbul pula perbudakan. Budak- budak pada jaman perang diperkirakan tanpa perlindungan hukum, karena biasanya budak berasal dari pihak lawan. Saat itu, tak mengherankan, tak ada upaya untuk mengendalikan lingkungan kerja atau untuk menciptakan lingkungan kerjayang aman dan nyaman (Erwin Dyah N,2007).
Pada awal abad ke-4 SM, mulai dikenal adanya keracunan timah hitam (Pb) di Industri pertambangan yan diamati oleh Hipocrates. Namun saat itu belum ada upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai pada tenaga kerja. Baru kira-kira 500 tahun kemudian, Pliny the Elder, menulis mengenai bahaya zinc dan sulfur, serta menganjurkan agar pekerja yang terpapar dengan debu dan fume dalam konsentrasi tinggi memakai masker yang terbuat dari buli- buli (kandungan kemih) binatang. Namun saat itu perhatian masyarakat lebih pada teknologi dan militer dibanding terhadap bidang Kedokteran Kerja (Erwin Dyah N,2007).
Pada abad ke-2, Galen, seorang berkebangsaan Yunani yang tinggal di Roma, menulis berbagai buku/ teori tentang anatomi dan pathologi. Dia menjelaskan tentang bahaya mist asam yang berasal dari pertambangan tembaga, namun ia tidak memberikan solusinya. (Erwin Dyah N,2007).
Masa feodalisme pada abad pertengahan belum banyak mengeluarkan standart. Saat itu, tenaga kerja dan keluarganya yang sakit diberi bantuan melalui “ Feudal Guilds”. Saat itu belum ada studi tentang penyakit akibat. Tahun 1473, Urlich Ellenborg’s mengeluarkan pamflet mengenai PAK dan higiene industri, dan sejak saat itu bidang Higiene Industri ini dapat diterima masyarakat, (Erwin Dyah N,2007).
Pada akhir abad XVI, masalah higiene industri masih dianggap disebabkan karena hal- hal mistik. Saat itu diyakini bahwa penyakit yang ada disebabkan oleh gangguan Jin penunggu daerah penambangan dan hanya dapa dikendalikan dengan puasa dan doa. Sampai kemudian, ada seorang pembaharu bernama Paracelcus. Ia mengambil doktor selama 5 tahun di Swiss dan bekerja di peleburan. Pada disertasinya ia membahas tentang toksisitas logam Hg secara mendalam (Erwin Dyah N,2007).
Bernando Ramazzini, seorang dokter kebangsaan Italia, yang akhirnya dikenal sebagai bapak Hiperkes, menulis buku berjudul “De Morbis Artificum Diatriba”, dan dipublikasikan pada tahun 1700. Dalam bukunya ia menjelaskan tentang silikosis dalam istilah patologi, yang tak dapat disembuhkan, yang dapat diamati dari hasil otopsi pada “miner’s bodies”. Ramazzini menggarisbawahi bahwa penyebab PAK adalah  bahaya yang ada  di lingkungan kerja, namun hal ini telah lama diabaikan. Selama berabad-abad buku ini sanagt berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan masyarakat pada tahun berikutnya (Erwin Dyah N,2007).
Tercacat beberapa dokter yang mengedepankan masalah industri pada abad 18. Sir George Baker, menamakan “Devonshire Colic” pada industri “Cider”, dan menganjurkan untuk menggantinya. Percival Pott, menggambarkanntentang penyebab Ca  Scrotum yang disebabkan oleh Soot, yang terjadi pada “ Peraturan tentang Pembersih Cerobong pada tahun 1788.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar